Sabtu, 19 Mei 2012

Puisi: Di Sepertiga Malam





Ketika awan hitam,
Gulana tidurku meresah,
AKu cuba tutup mata agar malam ku lebih panjang,
agar lenaku lebih tenang,
Dengan putaran mimpi-mimpi indah,
Namun terasa diri  dikejutkan dan digerakkan,
Agar jangan terus terlena.
Ke kiri salah, menoleh kanan juga salah,
Ketika terlentang menatap siling,
Bisa dan sengal terus menusuk tajam,
Seakan segera minta aku bangun dan terjaga.

Di sepertiga malam mendingin,
Di atas sehamparan sejadah hijau,
Aku menangis menahan hiba,
Rupanya aku terlena sepanjang hari,
Aku leka pada  pesan dan ikrar,
Aku  datang dengan telanjang,
Aku ingin pulang dengan sepasang pakaian.
Seulas benang pun masih tidak mampu aku anyam,
Sekujur tubuhku kian menggigil kedinginan,

Adakah laut mati terus menghitam,
Mampukah gunung menjadi bukti  keteguhan iman,
Bersama sekepal tanah,
bersama tiupan nyawa,
dan denyutan jantung itu terus berdetik,
untuk menjadikan aku yang punya darah dan jasad,
Sekujur tubuhku juga bersuara,
Jangan biarkan derita itu melemahkan hatimu,
Meski tekak semakin kering dan loya,

Ini semua tentang janji,
jauh ke lubuk hati dan segenap nadi.
Lalu janjiku termeterailah satu kehidupan.
Di sepertiga malam akan bersatu,
CintaMu juga cintaku
RinduMu juga rinduku
KasihMU,juga kasihku,



Nukilan Resah:
RAMLAH ABD RASID
KOTA KINABALU.
30/04/2012

Tiada ulasan:

Catat Ulasan